contoh skripsi
KONSEP KETUHANAN MENURUT ORANG KAFIR PERSPEKTIF ALQUR’AN SURAT AL
MAIDAH AYAT 73
PROPOSAL
SKRIPSI
Diajukan kepada Dosen Pembimbing sebagai Tugas Ujian Tengah
Semester
Oleh :
ELRAUMI LIYUSTY
412. 496
DOSEN PEMBIMBING
DR. Zulheldi M.Ag
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1435 H / 2014 M
OUTLINE
BAB
I PENDAHULUAN
a. Latar
belakang masalah
b. Rumusan
dan Batasan Masalah
c. Defenisi
operasional
d. Sistematika
Penulisan
BAB
II METODOLOGI PENELITIAN
a. Bentuk
penelitian
b. Sumber
data
c. Alat
pengumpulan data
d. Teknik
pengumpulan data
BAB
III KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
b. Saran
BAB
IV DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahi
Robbil ‘Alamin, segala puji bagi allah yang telah memberikan kekuatan dan
kemampuan sehingga penulis tafsiran surat Al maidah ayat 74, dengan judul”
Konsep Ketuhanan Menurut Orang Kafir dan Konsep Ketuhanan menurut
alquran surat almaidah ayat 74 ”.
Sholawat
dan salam semoga tetap tercurah bagi junjungan alam Nabi kita Muhammad SAW ,
berserta segenap sahabat dan keluarganya, serta para pengikutnya yang setia
sampai hari akhir nanti.
Penulis
menyadari dalam penulisan makalah ini mungkin ada kekurangan, oleh sebab itu
bagi pembaca setelah membaca makalah ini memberikan kritik atau saran yang
sifatnya mendukung.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna di
sisi- Nya. Sebagaimana allah menciptakan manusia dari sari pati tanah, lalu
allah menjadikan sebagi air mani, yang dikeluarkan lewat tulang sulbi laki-laki
dan disimpan dalam rahim perempuan. Mula-mula ia berbentuk segumpal darah kemudian,
menjadi segumpal daging , tulang belulang dan kemudian menjdi pembungkusan
tulang dan daging agar ia bias bergerak dan bernafas lalu diciptakannya anggota tubuh manusia,
sungguh besar penciptaan allah. Sebagimana allah berfirman dalam surat
Al-mukminun ayat 12-14
lalu kesempurnaan itu di peroleh di peroleh melalui
bagaimana manusia itu mempunyai konsep ketuhanan menurut Alqur’an . Dengan beribadah
kepadaNya manusia itu terlihat sangat sempurna karena satu yang disembah manusia
yaitu Allah SWT. Sebagaimana firman
Allah dalam surat al ikhlas ayat 1-4
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa tuhan itu hanya
satu yaitu Allah SWT.
Fungsi utama yang harus diwujudkan oleh manusia sebagai
khalifah dimuka bumi adalah semata-mata mengabdi kepada allahSwt. Hal ini sesuai
dengan hakikat penciptaan manusia, sebagaimana firman allah dalam surat Adz –
dzariyat ayat 56
Hal itu juga berbeda
oleh orang kafir, Orang kafir itu mengakui bahwa mereka mempunyai tigaTuhan
yang mereka sembah dalam tafsir Al-Qurthubi mengatakan bahwa orang kafir mempunyai
tiga tuhan yaitu, bahwa anak adalahTuhan, Bapak adalahTuhan, dan Roh Kudus
adalahTuhan.[1]
Dalam tafsir Al- Maragi mengatakan bahwa
sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, bahwa allah Pencipta langit
dan Bumi, serta apa yang ada diantara keduanya itu adalah salah satu dari tiga
oknum, bapak yakni pelahir yang tidak diperanakkan, anak yang diperanakkan
bukan pelahir, dan istri yang diikutkan antara keduanya.
Kesimpulan, ada tiga paham yang berbeda dikalangan
umat nashrani :
1. Bahwa
tuhan adalah salah satu dari tiga oknum
2. Bahwa
allah adalah al masih putra maryam
3. Bahwa
almasih adalah anak Allah, bukan Allah
Kemudian allah menolak
mentah-mentah apa yang mereka katakan itu dengan firman Nya :
Kemudian allah menolak
mentah-mentah apa yang mereka katakana itu. Firman Nya :
Sesudah itu Allah swt mengancam siapa pun yang
meneruskan perkataan musyrik seperti itu. Firman Nya :
Ayat diatas juga
merupakan isyarat , bahwa siksa hari kiamat itu hanya akan menyentuh
orang-orang yang kafir saja diantara mereka bukan orang yang telah bertaubat
kepada allah Ta’ala dan melepaskan akidah trinitas serta akidah-akidah lainnya
yang sesat . [2]
Dan ditambahkan oleh
Tafsir Al-Mishbah, orang kafir mengatakan bahwa allah adalah salah satu tiga,
yang ketiganya adalah oknum dari tiga oknum trinitas yang merupakan tuhan
serupa menyatunya cahaya, kehangatan dan bola pada matahari, atau sama dengan
ruangan yang terdiri dari panjang, lebar dan tinggi. Mereka berkeyakinan
seperti itu . padahal tidak sekali-kali tidak dapat tergambar dalam benak
kecuali bahwa tidak ada tuhan yang wajib disembah, atau yang berkuasa
sepenuhnya dan satu-satunya selain Tuhan Yang Maha Esa. [3]
Abu Ja’far Berkata :
ini juga pemberitahuan dari Allah Yang Maha Tinggi nama Nya mengenai golongan
lain dari orang-orang bani israil, yang sifat-sifatnya dijelaskan dalam
ayat-ayat sebelumnya, yaitu ketika Allah menimpakan bencana terhadap mereka
setelah mereka mengira bahwa mereka tidakakan ditimpa musibah dan cobaan.
Mereka berkata yang menunjukkan kekafiran dan menyekutukan terhadap tuhan
mereka “ Allah dari salah satu dari yang tiga “ [4]
B. Rumusan
dan Batasan Masalah
Dari latar belakang yang penulis
paparkan diatas maka yang menjadi permasalahan ini adalah bagaimana konsep
ketuhanan perspektif orang kafir, dan perspektif alqur’an surat almaidah ayat
74. Untuk lebih terarahnya proposal ini maka penulis perlu memberikan batasan
masalah sebagai berikut :
1. Konsep
ketuhanan perspektif orang kafir
2. Konsep
ketuhanan perspektif alqur’an surat almaidah ayat 74
C. Defenisi
Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dalam
memahami judul penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan istilah yang
berkaitan dengan judul proposal sebagai berikut :
1. Konsep
Yang dimaksud dengan konsep adalah ide abstrak yang digunakan untuk
menagadakan klasifikasi atau penggolongan yang apad umumnya dinyatakan dengan
suatu istilah atau rangakaian kata.
2. Ketuhanan
Tuhan menurut etimologi dan
terminologi
Kata Tuhan dalam bahasa Melayu kini berasal dari kata tuan. Buku pertama yang memberi
keterangan tentang hubungan kata tuan dan Tuhan adalah adalah Ensiklopedi
Populer Gereja oleh Adolf Heuken SJ (1976). Menurut buku tersebut, arti
kata Tuhan ada hubungannya dengan kata Melayu tuan yang berarti
atasan/penguasa/pemilik. Kata "tuan" ditujukan kepada manusia, atau
hal-hal lain yang memiliki sifat menguasai, memiliki, atau memelihara.
Digunakan pula untuk menyebut seseorang yang memiliki derajat yang lebih
tinggi, atau seseorang yang dihormati. Penggunaannya lumrah digunakan
bersama-sama dengan disertakan dengan kata lain mengikuti kata "tuan"
itu sendiri, dimisalkan pada kata "tuan rumah" atau "tuan tanah"
dan lain sebagainya. Kata ini biasanya digunakan dalam konteks selain keagamaan
yang bersifat ketuhanan.
Tuhan dipahami sebagai zat Mahakuasa dan asas dari suatu
kepercayaan. Tidak ada kesepakatan bersama mengenai konsep ketuhanan, sehingga
ada berbagai konsep ketuhanan meliputi teisme, deisme, panteisme, dan lain-lain. Dalam pandangan
teisme, Tuhan merupakan pencipta sekaligus pengatur segala kejadian di alam semesta. Menurut deisme, Tuhan
merupakan pencipta alam semesta, namun tidak ikut campur dalam kejadian di alam
semesta. Menurut panteisme, Tuhan merupakan alam semesta itu sendiri. Para
cendekiawan menganggap berbagai sifat-sifat Tuhan berasal dari konsep ketuhanan
yang berbeda-beda. Yang paling umum, di antaranya adalah Mahatahu (mengetahui
segalanya), Mahakuasa (memiliki kekuasaan tak terbatas), Mahaada (hadir di mana
pun), Mahamulia (mengandung segala sifat-sifat baik yang sempurna), tak ada
yang setara dengan-Nya, serta bersifat kekal abadi. Penganut monoteisme percaya bahwa Tuhan hanya ada
satu, serta tidak berwujud (tanpa materi), memiliki pribadi, sumber segala
kewajiban moral, dan "hal terbesar yang dapat direnungkan". Banyak
filsuf abad pertengahan dan modern terkemuka yang mengembangkan argumen untuk
mendukung dan membantah keberadaan
Tuhan.
3. Orang
kafir
Kāfir (bahasa Arab: كافر
kāfir; plural كفّار
kuffār) secara harfiah berarti orang yang
menyembunyikan atau mengingkari kebenaran. Dalam terminologi kultural kata ini
digunakan dalam agama Islam untuk merujuk kepada orang-orang yang
mengingkari nikmat Allah (sebagai lawan dari kata syakir, yang
berarti orang yang bersyukur).
Konsep kafir merupakan salah satu
konsep penting yang perlu dikaji karena selama ini ia kerap dijadikan alasan
permusuhan. Dengan bersandar kepada konsep itu, sebagian umat Islam mengganggap
non-Muslim sebagai orang-orang kafir yang halal dibunuh. Bukan hanya kepada
non-Muslim, kata kafir pun kadang oleh satu kelompok Islam disematkan kepada
satu kelompok Islam lain yang dianggap menyimpang, sehingga darahnya pun halal
ditumpahkan. Padahal Rasulullah bersabda untuk tidak menyakiti seorang Muslim
dengan menyebutnya sebagai kafir. Siapakah orang kafir itu, menjadi penting
dijelaskan dari sudut bagaimana al-Qur’an mewacanakan kafir itu.
Kata kafir
dan derivasinya (kata turunannya) disebutkan sebanyak 525 kali dalam Al Qur’an.
Semuanya mengacu pada perbuatan mengingkari Allah swt., seperti :
- Mengingkari nikmat-nikmat Allah (Q.S. An-Nahl 16: 44, Ar-Rum 30: 34)
- Lari dari tanggung jawab (Q.S. Ibrahim 14:22)
- Membangkang hukum-hukum Allah (Q.S. Al Maidah 5: 44)
- Meninggalkan amal shaleh yang diperintahkan Allah swt. (Q.S. Ar-Rum 30: 44), dll.
- Mengingkari nikmat-nikmat Allah (Q.S. An-Nahl 16: 44, Ar-Rum 30: 34)
- Lari dari tanggung jawab (Q.S. Ibrahim 14:22)
- Membangkang hukum-hukum Allah (Q.S. Al Maidah 5: 44)
- Meninggalkan amal shaleh yang diperintahkan Allah swt. (Q.S. Ar-Rum 30: 44), dll.
4. Alqur’an
Menurut bahasa, “Qur’an” berarti “bacaan”, pengertian seperti ini
dikemukakan dalam Al-Qur’an sendiri yakni dalam surat Al-Qiyamah, ayat 17-18:
Menurut bahasa alqur’an artinya bacaan. Sedangkan menurut istilah
al-qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad yang
merupakan Mu’jizat, yang diriwayatkan secara mutawatir yang merupakan ibadat
bagi yang membacanya[5].
D. Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan ini berisikan latar belakang masalah,
rumusan dan batasan masalah,penjelasan judul, metodologi penelitia dan sistematika penulisan.
BAB
II
METODOLOGI
PENELITIAN
1. Bentuk
penelitian
Bentuk penelitian yang penulis lakukan adalah bersifat deskriptif yaitu menggambarkan apa adanya di lapangan
dan memberikan analisa-analisa sesuai dengan teori yang ada.
2. Sumber
Data
Sumber data merupakan sumber informasi untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, sehingga data tersebut
dapat dikumpulkan. Yaitu sumber primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumber penelitian yang ada yaitu :
1) Data
yang diambil dari buku
a. Tafsir
Al- mishbah
b. Tafsir
Al-qhurthubi
c. Tafsir
Ath- thabari
d. Tafsir
fi zhilalil-Qur’an
e. Tafsir
Al- Maragi
2) Guru
Man Koto Baru Padang panjang
3) Teman
sejawat
3. Alat
Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data disini berupa wawancara,
wawancara adalah alat untuk mendapakatkan informasi yang akurat dengan bertanya
langsung kepada responden[6].
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer. Wawancara penulis lakukan
berulang-ulang sebagai bentuk pendalaman informasi dari data yang diterima.
Untuk mendapatkan informasi maka penulis menggunakan teknik snow ball sampling
yaitu mewawancarai beberapa orang dari data sumber diatas.
4. Teknik
Pengumpulan Data
a. Klasifikasi
Data
Setelah data lengkap, maka data tersebut
diklasifikasikan atau di kelompokkan sesuai dengan jenisnya masing-masing.
b. Analisis
Data
Proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancar, catatangan lapangan sehingga mudah
dipahami. Data yang diperoleh dianalisa dan diberikan penjelasan serta
kesimpulan. allah adalah al masih putra maryam.
BAB
III
SARAN
DAN KESIMPULAN
a. Saran
Demikianlah penulis menulis proposal
skripsi ini, apabila ada kesalahan dari penulis mohon kriti dan sarannya yang
membangun dari teman semua terutama dari dosen pembimbing.
b. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari
tafsiran surat al maidah ayat 74 ini adalah bahwa orang kafir mengatakan bahwa
allah adalah salah satu dari tiga
1. Bahwa
tuhan adalah salah satu dari tiga oknum
2. Bahwa
allah adalah al masih putra maryam
3. Bahwa
almasih adalah anak Allah, bukan Allah
Dan orang muslim mengatakan bahwa tuhan nya hanya
satu yaitu Allah SWT, pencipta semesta alam.
BAB
IV
DAFTAR
PUSTAKA
Imam Al-qhurthubi, syaikh Tafsir Al-Qhurthubi,
(jakarta: pustaka Azzam, 2008 )
Efendi,
Masri Sigarimba Sofyan, Metode Penelitian Survey, (Jakarta : P3G, 1989)
Drs.
Abidin Ahmad, Ushul Fiqih. (Jakarta, hal 14- 143 )
Al
Maragi, Ahmad Mustafa, tafsir Al-Maragi, (semarang : Pt Karya Toha Putra
Semarang, 1986) hal 305
M. Quraisy, shihab Tafsir Al- Mishbah ( Jakarta: lentera Hati,
2002 ) hal 164
[1]Syaikh
Imam Al-qhurthubi, Tafsir Al-Qhurthubi, (jakarta: pustaka Azzam, 2008 )
[2]
Ahmad Mustafa Al-Maragi, tafsir Al-Maragi, (semarang : Pt Karya Toha Putra
Semarang, 1986) hal 305
[3]
Shihab M. Quraisy, Tafsir Al- Mishbah ( Jakarta: lentera Hati, 2002 ) hal 164
[5]
Drs. Abidin Ahmad, Ushul Fiqih. (Jakarta, hal 14- 143 )
[6]
Masri Sigarimba Sofyan Effendi, Metode
Penelitian Survey, (Jakarta : P3G, 1989)
0 Response to "contoh skripsi"
Posting Komentar