psikologi pendidikan (hereditas dan lingkungan)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalh ini.salawat
dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah
bersusah payah membawa manusia kea lam berilmu pengetahuan seperti saat
sekarang ini Tugas ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan mata
kuliah psikologi pendidikan.
Adapun isi dalam makalah
yang kami buat ini adalah Pengertian Hereditas dan lingkungan, pengaruh
Hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan individ, dan macam pembawaan dan pengaruh keturunan,
mudah- mudahan dengan adanya penulisan makalah ini dapat membawa manfaat bagi
pembaca sekalian terutama untuk diri penulis sendiri. Penulis menyadari masih
banyak kekurangan yang masih harus di perbaiki dalam penulisan makalah ini,
karna itu penulis meminta bimbingan dan dukungan dari pembaca sekalian
Selanjutnya penulis tidak pernah
bosan-bosannya meminta sedikit kritik dan saran yang membangun bagi
penulis,agar penulisan makalah ini lebih baik di masa yang akan dating, akhir
kata penulis mengucapkan ribuan terimakasih kepada pembaca sekalian
Wassalam,,
Padang,
19 maret 2014
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
Masing-masing individu lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Ini berarti, bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang tua kepada anaknya. Disamping itu individu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya, baik lingkungan pisis, psikologi, maupun lingkungan sosial. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari pada hereditas dan lingkungan. Agar kita dapat mengerti dan mengontrol perkembangan tingkah laku manusia, kita hendak mengetahui hakikat dan peranan dari masing-masing (hereditas dan lingkungan).
B. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan materi ini, dan agar tersusun secara sistematis dan efisien, maka timbulah bebrapa rumusan masalah, yang diantaranya :
1. Apakah Pengertian Hereditas dan lingkungan ?
2. Apa saja Fungsi Hereditas dan lingkungan ?
3. Apa Hubungan antara Hereditas dan lingkungan ?
C. Tujuan dan Manfaat
Dalam membahas materi ini, tujuan yang dapat diambil adalah :
1. Untuk mengetahui tentang hereditas dan lingkungan.
2. Untuk mengetahui pengaruh hereditas terhadap perkembangan individu.
3. Untuk mengetahui pengaruh lingkunan terhadap perkembangan individu.
4. Untuk mengetahui hubungan antara hereditas dan lingkungan.
Manfaat yang dapat diambil dalam pembahasan ini adalah :
1. Agar kita dapat memahami tentang hereditas dan lingkungan.
2. Agar kita memahami pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap anak./individu
Pada kesempatan ini pemakalah akan membahas tentang “ Bagaimana pengaruh heriditas dan lingkungan terhadap perkambangan manusia.
BAB III
PEMBAHASAN
HEREDITAS DAN LINGKUNGAN
1.Pengertian
hereditas
Salah satu perbedaan individu adalah latang belakang hereditas
masing-masing individu. Hereditas dapat di artikan sebagai pewarisan atau
pemindahan biologis karakteristik
induvidu dari kedua orang tuanya.[1]
Menurut Witherington, hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat atau
benih dari generasi ke generasi lain, melalui plasma benih, bukan dalam bentuk
tingkah laku melainkan struktur tubuh.[2] pewarisan
ini terjadi melalui proses genetik
Hereditas pada masing-masing individu berupa warisan “specific genes” yang berasal dari kedua
orang tuanya. “genes” ini terhimpun
dalam kromosom-kromosom atau “colored bodies” kromosom-kromoson , baik
dari pihak ayah ataupun dari pihak ibu berinteraksi membentuk pasangan-pasangan.
Dua anggota dari masing-masing kromosom terdapat sejumlah “genes” dan masing-masing “genes” memiliki sifat tertentu,
membentuk persenyawaan “genes” yang demikian menjalain persenyawaan “genes”.
Masing masing induvidu mulai hidup dengan satu sel di dalam indung telur yang telah di buahi oleh sperma.
Sel ini terbagi menjadi dua, dan masing-masing terbagi lagi menjadi dua, dan
masing-masing sel tersebut terbagi lagi menjadi dua-dua dan seterusnya sehingga
terbentuklah organ.
Semua sel dalam badan memiliki hereditas identik sebagi akibat dari
adanya proses individuasi dan diferensiasi, setiap sel terdeferensiasi,
sebagian menjadi sel-sel mata, sebagian menjadi telinga,sebagian menjadi kulit,
sebagian menjadi daging, sebagian menjadi otot, tulang dan sebagainya.
Pembentukan atau deferensiasi ini sangat tergantung kepada sifat dan interaksi
lingkungan seluler.[3]
a)
aliran nativisme
aliran ini
berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah di tentukan oleh
factor-faktor yang di bawa sejak lahir. Pembawaan yang telah terdapat pada
waktu di lahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Menurut aliran
ini, pendidikan tidak dapat mengubah sifat pembawaan.
b)
Aliran empirisme
Aliran ini
mempunyai pendapat yang berlawanan dengan kaum nativisme. Mereka berpendapat
bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali di
tentukan oleh lingkungannya atau pendidikan dan pengalaman yang di terimanya
sejak kecil.
c)
Hokum konvergensi
Hokum ini
berasal dari ahli psikologi bangsa jerman bernama William stern. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan
keduanya menentukan perkembangan manusia. Proses perkembangan manusia tidak
hanya di tentukan oleh pembawaan yang telah ada pada orang itu dan factor lingkungan yang mempengarihi orang itu.
Aktivitas manusia itu sendiri dalam perkembangannya turut menentukan dan
memainkan peranannya. Hasil perkembangan
seorang tidak dapat di baca dari pembawaan dan lingkungan saja. Sebagai
kesimpulan dapat di katakana: jalan perkembangan manusia sedikit banyak di
tentukan oleh pembawaan yang turun menurun yang oleh aktivitas dan pemilihan
atau penentuan manusia sendiri yang di lakukan dengan bebas di bawah pengaruh
factor-faktor lingkungan yang tertentu berkembang menjadi sifat-sifat.
Adapun hereditas dalam al-qur’an
adalah firman allah suat al-a’araf ayat 172
وَإِذْ
أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ
عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ
تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab:
"Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya
kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan
Tuhan)",
2. pembawaan
dan keturunan
Pembawaan adalah seluruh seluruh kemugkinan yang terkandung dalam
sel benih yang akan berkembang mencapai perwujudannya. Andaikata seorang anak
yang ketika di lahirkan telah membawa suatu cacat pada bagian tubuhnya misalnya
saja bibir sumbing dalam hal yang demikian tidak dapat kita katakana bahwa hal
itu karna di sebabkan oleh factor keturunan.
Mungkin saja hal itu di sebabkan pertumbuhan embrio yang tidak sempurna.
Pembawaa adalah potensi-potensi Yang aktik dan pasif, yang akan
terus berkembang hingga mencapai perwujudannya. Dengan cacat yang ada pada anak
tadi adalah pembawaannya yang telah di bwa sejak lahir.
Jadi kesimpulannya ialah: sumua yang dibawa oleh si anak sejak di
lahirkan adalah pembawaan, tetapi pembawaan itu tidaklah di peroleh karna
keturunan sebaliknya, semua yang di peroleh karna keturunan dapat di katakana
pembawaan atau lebih tepat pembawaan keturunan.
Sebagai contoh: seorang anak yang mempunyai kepandaian tentang sei
music ia pandai dan lekas mempelajari segala sesuatu tentang seni music itu.
Ada kemungkinan besar bahwa kesanggupan yang di miliki oleh si anak itu
benar-benar sifat pembawaannya.
3. beberapa
macam pembawaan dan pengaruh keturunan
1) pembawaan jenis
Tiap-tiap
manusia biasa di waktu lahirnya telah
memiliki pembawaan jenis yaitu bentuk badanya, anggota tubuhnya,
intelegensinya,ingatannya dan sebagainya semua menunjukkan cirri yang khas dan
berbeda dengan jenis makhluk lain.
2) pembawaan ras
Dalam jenis
manusia pada umumnya masih terdapat lagi bermacam-macam pembawaan keturunan,
yaitu pembawaan keturunan mengenai ras seperti ras indo jerman, ras Mongolia,
ras negro, dan lain-lain masing masing ras itu dapat terlihat perbedaanya satu
dengan yang lain.
3)pembawaan jenis kelamin.
Setiap manusia
yang lahir telah membawa pembawaan jenis kelamin masing-masing laki-laki atau
perempuan. Pada kedua jenis kelamin itu terdapat pula perbedaan sikap dan
sifatnya terhadap dunia luar.
4) pembawaan perseorangan
Setiap individu
memiliki pembawaan yang bersifat individual (pembawaan perseorangan) yang tipikal. Tiap individu meskipun
bersamaan rasa tau jenis kelaminnya masing masing mempunyai pembawaan watak,
intelejensi, sifat dan sebagainya yang berbeda-beda.[4]
4. pengertian
lingkungan
Orang sering mengartikan lingkungan secara sepit, seolah-olah
lingkungan hanyalah alam sekitar di luar diri manusia atau individu. Lingkunan
ini sebenarnya mencakup segala materil dan stimuli di dalam dan di luat diri
individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis maupun social cultural.
Dengan demikian , lingkungan dapat di
artikan secara fisiologis, secara psikologis dan secara cultural.
Secara fisiologis lingkungan meliputi secara kondisi dan materis
jasmaniah di dalam tubuh seperti
gizi,vitamin, air, zat asam, suhu, sistim saraf, perearan darah,
pernafasan, percernaan kelenjar indoktrin, sel-sel pertumbuhan, dan kesehatan
jasmani.
Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang di
terima oleh induvidu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa: sifat-sifat “genes”, interaksi “genes” selera, keinginan, persaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan,
kemauan emosi, dan kapasitas intelektual.
Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi,
interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun
karya oaring lain , pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup
masyarakat, latihan,belajar, pendidikan pengajaran bimbingan dan penyuluhan,
adalah termasuk dan lingkungan ini.[5]
a.
Keluarga
Keluaga,
di mana akan di asuh dan di besarkan
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Terutama keadaan ekonomi
rumah tangga, serta tingkat kemampuan orang tua besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua besar
pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak terutama kepribadian dan
kemajuan pendidikannya.
Anak yang di besarkan d lam lingkungan keluarga berada umumnya akan
menghasilkan anak yang sehat dan cepat pertumbuhan badannya di banding dengan
anak dari keluarga berpendidikan akan menghasilkan anak yang berpendidikan
pula.
b.
sekolah
sekolah merupakan satu faktor yang turut mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Anak yang tidak pernah
sekolah akan ketinggalan dalam berbagai hal.
Sekolah sangat berperan dalam dalam meningkatkan pola piker anak,
karna di sekolah mereka dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi
rendahnya pendidikan dan jenis sekolahnya turut menentukan pola piker serta
kepribadian anak.
c.
Masyarakat
Masyarakat
adalah lingkungan tempat tinggal anak
mereka juga termasuk teman-teman anak tetapi di luar sekolah. Di samping itu,
kondisi orang di desa atau di kota tempat ia tinggal juga turut mempengaruhi
perkembangan jiwanya.
Anak-anak yang
di besarkan di kota berbeda pola pikirnya dengan ank desa. Anak kota umumnya
lebih bersikap dinamis dan aktif bila di bandingkan dengan anak desa yang
bersikap statis dan lamban. Anak kota lebih berani mengemukakan pendapatnya,
ramah dan luwes sikapnya dalam pergaulan sehari-hari. Sementara anak desa umumnya kurang berani mengeluarkan pendapat,
agak penakut, pemalu dan kaku dalam pergaulan.
5. macam-macam lingkungan
Sertain Seorang ahli psikologi amerika mengatakan bahwa apa yang di maksud
dengan lingkungan (environment) ialah
meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau live processes kita kecuali gen-gen, dan
bahkan gen-gen dapat pula di pandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide
environment) bagi gen yang lain.
Menurut defenisi yang luas ini, ternyata bahwa di dalam lingkungan
kita tidak hanya terdapat sejumlah besar faktor-faktor pada suatu saat, tetapi
terdapat pula faktor-faktor lain yang banyak sekali, yang secara potensial
sanggup/ dapat mempengaruhi kita. Akan tetapi lingkungan kita yang actual
hanyalah faktor-faktor dalam dunia sekeliling kita hanya yang benar-benar
mempengaruhi kita.
Menurut sertain lingkungan itu dapat di bagi menjadi tiga bagian
sebagai berikut:
1.
Lingkungan
alam/ luar (external or physical environment)
2.
Lingkungan
dalam (internal environment)
3.
Lingkungan
sosial(social environment)[6]
6. pengaruh
hereditas dan lingkungan terhadap pertumbuhan induvidu manusia
a. penemuan dari abbot gregor mendel (1857)
seorang biarawan Austria bernama gregor mendel, pernah mengadakan
penelitian terhadap kacang-kacangan yang
warna bunganya berbeda-beda. Mendel mengadakan perkawinan silang antara kacang
yang berbunga putih dengan kacang yang berbunga merah. Ia menemukan apa yang di
sebut “elements” yang amat kecil
sehingga tak bisa di raba. Elemen-elemen itulah yang dapat yang dapat
menghasilkan perubahan warna pada kacang silang (perkawinan). Masing-masing
bunga terdapat “elements” bunga merah dan “elements” bunga putih ada yang berpengaruh kuat (dominant) dan ada yang berpengaruh lemah
(recessive) elemen mana yang dominan
itulah yang akan menentukan sifat keturunan kacang, menjadi berbunga merah atau
bunga putih.
Hukum
mendel:
1.
Sifat-sifat
warisan atau keturunan di hasilkan oleh apa yang di sebut mendel “elements” atau “factor”
yang di teruskan dengan tidak berubah dari generasi yang satu kegenerasi
berikutnya.
2.
Dalam
masing-masing induvidu elemen-elemen atau fator-faktor itu berbentuk pasangan
pasangan, di mana dalam satu pasangan dua elemennya mempunyai pengaruh yang
berbeda, salah satu elemen mendominasi elemen lainnya sehingga dapat di
katakana, bahwa elemen yang satu adalah “dominant”
dan elemen yang lain “recessive”.
3.
Ketika
benih-benih terbentuk dalam induvidu, para anggota masing-masing pasangan elemen
memisahkan diri dari pasangan-pasangan lainya sehingga membentuk pasangan baru
di mana satu dari dua elemen yang berpasangan besal dari masing-masing induvidu
orang tuanya dan ini di turunkan kepada keturunan/ anak cucu mereka.
B. penemuan
dari prof Thomas Hunt Morgan (1907)
Setelah 35 tahun jasa mendel dilupakan orang, maka pada tahun 1900
ada tiga orang ahli yang secara hamper bersamaan waktu diam-diam secara
terpisah mempelajari paper mandel dan berusaha menguji kebenarannya. Mereka
ingin mengetahui penemuan mandel itu dapat di terapkan pada makhluk-makhluk
hidup lainnya, termasuk manusia. Dalam banyak hal ternyata hokum mandel
berlaku, tetapi dalam hal-hal tertentu lainnya tidak dapat di peroleh
kesimpulan bahkan di jumpai adanya kontradiksi penemuan.
Dengan adanya perkembangan terkhir di atas, seorang tokoh yaitu prof Thomas Hunt Morgan dari
universitas Columbia tertarik kepada maslah di atas. Pada tahun 1907, ia
mengadakan eksperimen terhadap berates-ratus ekor lalat “drosophila” yang di peliharanya pada umur 12 hari, lalat-lalat siap
bertelur, 12 hari kemudian masing-masing lalat betina menghasilkan tiga ratus
anak keturunan. Dari permulaan, seekor lalat dalam tempo 2 tahun telah
menurunkan 60 generasi lalat berdasarkan pengamatan prof morgan terhadap
pertumbuhan lalatnya, di peroleh kesan bahwa hukum mandel memang berlaku dalam
kasus pertumbuhan lalat tersebut, akan tetapi mekanisme hereditas yang terjadi
tidaklah sesederhana apa yang di katakana mendel. Prof morgan mengamati adanya
berbagai kegitan “gene” (materil yang sejenis dengan apa yang di
sebut mendel “element”) banayk ragam kegiatan ”genes” yang ruwet dan di samping itu terdapat banyak factor lingkunagn yang mempengaruhi ”genes” itu.
c. proses hereditas dalam pertumbuhan.
beberapa hal yang dapat di simpulkan dari proses hereditas adalah
sebagai berikut.
1)
Sifat-sifat
pribadi manusia pada umumnya tergantung pada pengaruh kombinasi-kombinasi ”genes”
2)
Sel-sel
dari masing-masing orang tua
berisikan bermacam-macam kombinasi ”genes” sebagai akibat dari adanya perkembang biakan
sel-sel.
3)
Sel-sel
dari kedua orang tua bertemu dan berinteraksi menghasilakn organism baru yang
membentuk macam kombinasi ”genes”
pada anak keturunannya.
d. pengaruh lingkungan
terhadap pertumbuhan.
Tidak semua
perubahan yang terjadi pada sel-sel tubuh kita adalah semata-mata sebagai
mekanisme hereditas. Kromosom-kromosom yang terdapat di dalam sel-sel “grem” tidak di pengaruhi oleh setiap
perubahan yang terjadi pada sel-sel tubuh. Bagaimanakah kromosom-kromosom dalam
sel-sel “germ” di pengaruhi? Alam membentuk keajaiban-keajaiban dalam
proses hereditas. Tiap-tiap ”genes” di dalam sel “grem” berhubungan
dengan mekanisme mental.
Lingkungan sangat
besar artinya bagi setiap pertumbuhan fisik. Sejak individu berada dalam konsepsi,
lingkungan telah ikut member andil bagi proses pembuhan/ pertumbuhan. tumbuhan, suhu, makanan, keadaan
gizi, vitamin, mineral, kesehatan jasmani, aktivitas, dan sebagainya sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan . klasifikasi tingkah laku manusia dapat di bedakan, atas empat macam yakni:
1)
Insting; aktivitas yang
hanya menuruti kodrat dan tidak melalui belajar.
2)
Habibist; kebiasaan yang
di hasilkan dari latihan atau aktivitas yang berulang-ulang
3)
Native behavior;
(tingkah laku pembawaan, mengikuti mekanisme hereditas)
4)
Acquired beharior;
tingkah laku yang di dapat sebagai hasil dari belajar.
Semua jenis tingkah laku di ats di pengaruhi, baik oleh hereditas
maupun lingkungan. Antara hereditas dan lingkungan terjadi hubungan atau
interaksi. Setiap factor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda.
Setiap factor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda menurut
kondisi lingkungan yang berbeda.
7.
Pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan individual
Setiap perkembangan pribadi seseorang
merupakan hasil interaksi antara hereditas dan lingkungan. Pengaruh hereditas
berasal dari kombinasi-kombinasi ”genes” yang merupakan molekul protein submikroskopis
yang terdapat di dalam sel-sel “germ” dengan cara tententu ”genes”
membentuk kromosom-kromosom kombinasi dan perubahan ”genes” sangat kompleks dan
unik bagi masing-masing individu itulah yang menentukan hereditas masing-masing
individu.
Individual dan perkembangannya adalah produk dari hereditas dan
lingkungan hereditas dan lingkungan sama-sama berperanan penting bagi
perkembangan individual. Dengan adanya saling tergantungan antara hereditas dan
lingkungan, hal ini menimbulkan permasalahan yang pelik bagi para sarjana.
Dengan meneliti seseorang secara langsung mereka tidak dapat mengamati dominasi
pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap warna rambut, warna kulit, bentuk
tengkorak atau intelegensi seseorang. Penelitian baru berhasil apabila meneliti
sekurang-kurangnya dua orang dengan latar pengalaman yang berbeda.
a.
Pewarisan sifat genius
Seorang sarjana inggris yang bergerak dalam pengembangan
psikologi, dengan mempelajari hereditas juga mempelajari gerakan genetic. Ia
banyak menagdakan penelitian fisiologis dan mental ia juga mempelajari metode
statistic untuk mengamati perbedaan individual. Pada tahun 1869, ia menerbitkan
bukunya yang berjudul “hereditary genius” adapun tokoh yang di maksud adalah
“francis galton”
Galton mempunyai keyakinan, bahwa sifat genius adalah sifat yang di
wariskan. Berdasarkan keyakinan itu ia meneliti silsilah-silsilah (genealogies)
dari beribu-ribu orang cermat. Hasil penelitiannya ini membuktikan, bahwa sifat
genius itu di wariskan
Terdorong oleh penemuannya itu, galton kemudian meneliti hubungan
antara hereditas dan kemampuan seni. Penelitian menunjukkan, bahwa di antara
anak-anak 30 keluarga seniman, 64% adalah seniman. Di pihak, dari anak-anak
yang berasal dari 150 keluarga non seniman ternyata 21% mempunyai kemampuan
seni. Dengan keyataan ini galton menarik kesimpulan, bahwa pengaruh hereditas
terhadap perkembangan kemampuan seseorang adalah lebih besar daripada pengaruh
lingkungan.
Dengan penemuan itu, kemudian galton menghadapi kritik dari para
psikolog yang menganggap bahwa galton lengah dalam penelitiannya itu karna ia
mengabaikan beberapa hal yang penting yaitu:
1.
Mengidentifikasi
“eminence” (kedudukan tinggi) dengan sifat genius adalah mengandung kebohongan.
Seharusnya sifat genius itu di tunjukkan dengan prestasi kreatif
2.
Penetapan
“eminence” seharusnya menggunakan standar tentu. Di situ galton
mempertimbangkan “eminence” dengan
mempertimbangkan “eminence” dengan standarnya sendiri.
3.
Perkwmbangan
sifat genius adalah sebagai akibat dari pengaruh lingkungan. Di situ galton
tampaknya mengabaikan factor lingkungan.
b.
Penelitian tentang petumbuhan mental pada kera dan anak.
Windlrop N. Kellogg menyelidikikapasitas kemampuan pada anak
sipanse yang berumur 7,5 bulan dengan kapasitas kemampuan anak manusia yang
berumur 10 bulan . ia menyuruh anaknya yang berumur 10 bulan bergaul dengan
anak sipanse yang berumur 7,5 bulan. Setelah berjalan beberapa minggu, Donald (anak Kellogg) dan
gua (anak sipanse ) menjadi bersahabat. Gua tampaknya mempunyai sikap lebih
demonstrative di banding dengan Donald. Gua sering mencium Donald membimbing
tangannya dan melindunginya.
Kellogg memberi mereka latihan mengenai berbagai macam kegiatan,
ternyata gua lebih maju dalam hal”problem solving” dan mental pertumbuhan kedua
makhluk itu sama, perbedaan pokoknya terletak pada penguasaan bahasa. Sekitar
umur 16,5 bulan gua dapat menguasai 58 kalimat pendek sedangkan Donald dapat
mengusai 68 kalimat pendek. Secara umum dapat di amati, bahwa perkembangan
fisik dan mental mereka berbeda. Pada anak si panse terjadi perkembangan
mula-mula cepat kemudian lambat, sedangkan Donald mula-mula lambat kemudian
cepat ini berarti, bahwa pertumbuhan kapasitas mental lebih banyak di pengaruhi
oleh hereditas.
c.
Penelitian tentang pertubuhan anak kembar
Eksperimen pertama kali terhadap perbedaan perkembangan anak kembar
di adakan oleh Edward l. thomdike pada tahun 1905. Terdorong oleh adanya
penemuan tentang pengaruh hereditas terhadap perkembangan manusia, ia
mengadakan tes terhadap 50 pasang anak kembar mengenai hitungan, perbedaan kata
dan lain sebagainya. Dalam waktu yang bersaman dengan bahan tes yang sama pula
ia pun mengadakan tes terhadap pasangan siblings (saudara tidak kembar).
Hasilnya menunjukkan bahwa variasi skor anak siblings lebih banyak dari variasi
skor anak kembar pada anak kembar terdapat kesamaan skor 2 sampai 3 kali lipat
dari skor anak siblings. Ini berarti bahwa lingkungan dari kedua kelompok anak
itu sama namun ternyata hereditas sangat menentukan pertumbuhan kemampuan anak.
d.
Sumbangan-sumbangan yang saling berhubungan dari hereditas dan lingkunagn terhadap pertumbuhan dan
perkembangan individu
1.
Dalam
bidang pertumbuhan dan perkembangan fisik :
-
Sumbangan hereditas: tinggi, bentuk, kerangka dan
struktur badan di sebabkan oleh pertumbuhan potensi atau sifat dalam ”genes”
struktur dari sistim saraf juga di bentuk oleh pertumbuhan genetis.
Batas-batas perkembangan fungsi sensoris dan motoris juga di tentukan oleh
pertumbuhan genetis, dan batas perkembangan itu sangat bervariasi. Dengan
demikian, perbedaan skil motorik dan kemampuan stletik pada anak dan orang
dewasa kebanyakan di sebabkan oleh hereditas.
-
Sumbangan
lingkungan :segenap pengaruh hereditas itu dpat di ganggu oleh lingkungan yang
abnormal terlebih lagi kesehatan jasmani dan kehidupan itu sendiri tergantung
pada baik tidaknya pemeliharaan. Karna itu, pemeliharaan kesehatan, pemenuhan
gizi dan vitamin adalah penting. Kelemahan dan kekurangan kondisi lingkungan
sangat mengganggu pertumbuhan perkembangan tubuh.
2.
Dalam
bidang pertumbuhan dan perkembangan mental:
-
Sumbangan
hereditas bukti-bukti menunjukkan, bahwa anak-anak yang lahir dengan berbagai
kapasitas mental,dengan berbagai kapasitas mental, dengan berbagai potensi
music, melukis, menyanyi, menukang, berpidato, dan sebagainya dalam batas-bats
tertentu adalah tumbuh dan berkembang secara genetis. Ini berarti hereditas
berperan penting. Sumbangan lingkungan: lingkunagan yang dibutuhkan untuk
menembangkan kapasitas mental pada taraf-taraf yang di harapkan.
-
3.
Dalam
bidang kesehatan mental dan emosi serta kepribadian:
-
Sumbangan
hereditas: walaupun lingkunagn hidup sangat berpengaruh, namun manusia di
lahirkan dengan struktur jasmaniah seperti sistim saraf, kelenjar-kelenjar dan
organ-organ yang semua itu menentukan stabilitas emosi serta membedakan
kapasitas mental, maka kesehatan mental dan emosi manusia lebih banyak di
pengaruhi oleh hereditas.
-
Sumbangan
lingkungan: apabila anak-anak yang berasal dari lingkungan rumah sehat dengan
suasana keluarga penuh rasa kasih sayang dan penuh dorongan bagi mereka, maka
besar kemungkinannya bahwa anak-anak itu akan memiliki kesehatan mental dan
emosi yang baik.
4.
Dalam hal sikap-sikap, keyakinan, dan
nilai-nilai
-
Sumbangan
hereditas: posisi dan pandangan hidup sangat banyak tergantung kepada
kapasitas-kapasitas pribadi yang dalam batas tertentu adalah di wariskan.
Sikap-sikap, keyakinan, dan nilai-nilai adalah di pengaruhi oleh posisi atau
pandangan hidup seseorang. Karna itu, secara tidak langsung sikap-sikap,
keyakinan serta nilai-nilai adalah di pengaruhi oleh hereditas.
-
Sumbangan
lingkungan: sikap-sikap keyakinan dan nilai-nilai itu kebanyakan berkembang
dari kultur di mana seorang di lahirkan,
yang kemudian sangat di pengaruhi oleh ego, pribadi, dan belajar, karna itu
lingkungan itu membentuk sikap-sikap, keyakinan dan nilai-nilai pada individu.[7]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Hereditas
merupakan faktor yang diturunkan langsung oleh orang tua. Faktor hereditas ini
tidak bisa direkayasa, karena faktor hereditas ini yang menjadi faktor utama
dalam pertumbuhan dan perkembangan individu. Selain hereditas, ada juga factor
lingkungan yang juga berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan Individu.
Hubungan
antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi dengan cara
yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda
pula. Selain dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat
pula digambarkan sebagai additive contribution (sama-sama menyumbang bagi
pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan juga tingkah laku.Diantara kedua
faktor tersebut tidak ada faktor yang lebih dominan karena keduanya saling
mengisi dan mempengaruhi satu sama lain. Tidak selamanya yang diinginkan
lingkungan kepada seorang anak akan menjadi kenyataan, begitu pula
sebaliknya. Sebagai seorang pendidik kita harus bersikap professional
dalam menghadapi siswa kita. Agar kondisi belajar- mengaajar lebih efektif dan
efisien dan terciptanya lingkungan pendidikan yang kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. M.Dalyono.psikologi pendidikan.jakarta:PT Rineka cipta.2005
Drs.
M.purwanto, ngalim, MP.psikologi pendidikan.Bandung:PT Remaja
Rosadakarya.2010
Drs. soemanto wasty.psikologi pendidikan.Jakarta:PT Rineka
cipta.2006
[1]
Drs. Soemanto Wasty, M.p.d, psikologi
pendidikan( cet.v;PT Rineka cipta ,2006: Jakarta) hal 82
[2] http://assyiddatiy.wordpress.com/2010/12/03/hereditas-dan-lingkungan-dalam-proses-belajar/
[3] Drs.soemanto wasty, M.p.d, op.cit.,h.82-83
[4] Drs.
M. purwanto ngalin, MP, (cet, XXVIII; PT REMAJA ROSDAKARYA, 2010: bandung) hal
14-26
[5]
Drs. Soemanto Wasty, M.p.d, op. cit., h.84-85
[6]
Drs. M. Dalyono,(cet III,psikologi
pendidikan,2005:Jakarta)hal130-133
[7] Drs.
Wasty soemanto, m.pd, op.cit., h.85-100
Terimakasih
BalasHapus