larangan banyak bertanya dan akibatnya
Presentasi Makalah Hadist Tarbawi
Tentang
pendidikan dan pengajaran pada anak tentang akibat banyak tanya,
tidak menunaikan kewajiban dan meminyta yang bukan haknya
Oleh
Arif nur setyawan :412.679
Mardi umar :412.059
Dosen pembimbing
Sabhamis,S.Ag.,M.Pd
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PAI-D
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1435 H /2014
Larangan banyak bertanya yang tidak
penting dan larangan kikir dan tamak untuk menunaikan hak kewajiban atau
meminta yang bukan haknya
حَدِ يْثُ الْمُغَيرَةِ يْنِ شُعْبَةُ قَالَ:قاَلَ النَبِيُّ صَلىَّ
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: إِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوقَ الأُمَّهَاتِ
وَوَأُ دَالْبَنَاتِ,وَمَنَعَ وَهَاتِ,وَكَرِهَ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ,وَكَشِرَةَ
السُّؤَالِ,وَإِضَاعَةَ الْمَالِ. (أخرجه الخاري في:43 كتاب الا ستقراض: 19 اب ما
ينهى عن إضاعة المال)
‘sesungguhnya
Allah mengharamkan atasmu yakni: durhaka terhadap ibu, membunuh anak perempuan
yang masih hidup, menolak kewajiban dan menuntut yang bukan haknya, juga banyak
bertanya dan boros harta’. (bukhari dan muslim)
Ayat al
qur’an yang melarang kita bersifat bakhil Sebagaimana firman allah dalam surat
ali-imran 180
وَلَايَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَاءَاتَهُمُ اللهُ مِن
فَضْلِهِ هُوَخَيْرًالَهُم بَلْ هُوَ شَرٌّلَّهُمْ سَيُطَوَّ قُونَ مَا
بِخَلُوابِهِ يَوْمَ الْقِيَمَةِ وَلِلهِ مِيَرثُ السَّمَوَتِ وَالْأَرْضِ
وَاللَهُ بِمَاتَعْمَلُونَ خَبِيْرٌ
180.
sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan
kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka.
sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan
itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan
di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
nilai
pendidikan dari hadist dan ayat di atas
- bahwasannya Allah tidak menyukai
sesuatu yang berlebihan-lebihan karna hal yang demiakian merupakan
perbutan setan.
- Sensungguhnya Allah akan
menyiksa mereka yang berbuat tamak,boros mengambil yang bukan haknya
dengan siksa yang amat pedih
- Rasulullah melarang banyak
bertanya itu karna banyak bertanya yang tidak penting membuat seseorang
terlihat bodoh dengan pertanyaannya itu.
- Banyak bertanya sesuatu yang
tidak penting menjauhkan seseorang dari ilmu dan rahmat allah.
- Banyak bertanya juga
mengakibatkan seseorang marah karna pertanyaan-pertanyaan itu. Karna
pertanya itu tidak mengandung unsur kepentingan sama sekali. Seperti yang
terdapat dalam penjelasan hadist berikut ini
Wajib menghormati nabi SAW dan tidak boleh menanyakan apa-apa yang tidak penting atau bukan kewajiban
حَدِ يْثُ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَاصِ, أَنَّ النَّبِيَّ صَلىَّ اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ:إِنَّ اَعْظَمَ الْمُسْلِمِيْنَ جُرْمًا مَنْ سَأ َلَ
عَنْ شَيْ ءٍ لَمْ يُحَرَّمُ فَحُرِمَ مِنْ أَجْلِ مَسْئَلِتِهِ. (أخرجه البخاري
في: 97 كتاب الا عتصام: 3 باب مايكره من
كشرة السؤال وتكلف مالايعنيه)
Artinya:
diriwayatkan dari sa’ad bin abi waqash r.a., berkata, “nabi SAW bersabda
sesungguhnya sebesar-besarnya dosa orang muslim, siapa yang menanyakan sesuatu yang tidak di jelaskan haramnya
kemudian di haramkan karna pertanyaanyan ( HR. bukhori dan muslim)
Wajib
menghormati nabi SAW dan tidak boleh menanyakan apa-apa yang tidak penting atau
bukan kewajiban
حَدِيْثُ أَبِي
مُو سَى, قَالَ: سُئِلَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ, عَنْ أَشْيَا
ءَكَرِهَهَا,فَلَمَّاأُكْشِرَعَلَيْهِ غَضِبَ شُمَّ قَالَ لِلنَّاسِ:سَلُونِي
عَمَّاشِئْتُمْ قَالَ رَجُلٌ: مَنْ اَبِي قَالَ: أَبُوكَ حُذَافَةُ فَقَامَ
اَحَرُفَقَالَ:مَنْ أَبِي يَارَسُولَ اللهِ فَقَالَ:أَبُوكَ سَالِمٌ مَوْلىَ
شَيْبَةَ فَلَمَّا رَأَى عُمَرُ مَافِي وَجْهِهِ,قَالَ:يَارَسُولَ اللهِ إِنَّا
تُوبُ إِلىَ اللهِ عَزَوَجَلَ.(أخرجه البخاري في:3 كتاب العلم:28 باب الغضب في
الموعظة والتعليم إذارى ما يكرم)
Artinya:
Diriwayatkan dari abu musa r.a ia berkata. Nabi SAW lelah di tanyai banyak hal
yang tidak di sukai dan ketika makin banyak pertanyaan itu, ia tampak marah.
Kemudian ia bersabda. Tanyakan kepadaku apa-apa saja yang kalian suka’ lalu
seseorang bertanya: siapakah ayahku? Nabi SAW menjawab: ayahmu hudzafah. Lalu
orang lain berdiri bertanya: ‘siapakah ayahku? Nabi SAW menjawab: ‘ayahmu salim
maula dari suku syaibah.’ Maka ketika umar melihat wajah nabi SAW ia berkata.’
Ya Rasulullah, kami kami bertaubat kepada Allah azza wajala’.”(bukhori dan
muslim)
SYARAH
HADITS
1. LARANGAN BANYAK BERTANYA
Hadits-hadits di atas menunjukkan tentang larangan menanyakan hal-hal yang tidak perlu karena jawaban pertanyaan tersebut justru menyusahkan penanya, misalnya pertanyaan penanya apakah ia di neraka atau di surga? Apakah ayahnya bernasabkan kepadanya atau tidak? Hadits-hadits di atas juga menunjukkan larangan bertanya dengan maksud membuat bingung, tidak berguna dan sia-sia, serta mengejek seperti biasa dilakukan orang-orang munafik dan orang-orang selain mereka.
Contoh lain juga ialah menanyakan hal-hal yang disembunyikan Allah Ta’ala terhadap hamba-hamba-Nya dan tidak memperlihatkannya kepada mereka, seperti pertanyaan tentang waktu terjadinya hari Kiamat, hakikat ruh, dan lain sebagainya.
Hadits-hadits di atas juga melarang kaum Muslimin menanyakan banyak hal tentang halal dan haram karena jawabannya dikhawatirkan menjadi turunnya perintah keras di dalamnya, misalnya bertanya tentang haji, apakah haji wajib setiap tahun atau tidak. Hal ini telah juga di terangkan allah dalam al-qur’an
1. LARANGAN BANYAK BERTANYA
Hadits-hadits di atas menunjukkan tentang larangan menanyakan hal-hal yang tidak perlu karena jawaban pertanyaan tersebut justru menyusahkan penanya, misalnya pertanyaan penanya apakah ia di neraka atau di surga? Apakah ayahnya bernasabkan kepadanya atau tidak? Hadits-hadits di atas juga menunjukkan larangan bertanya dengan maksud membuat bingung, tidak berguna dan sia-sia, serta mengejek seperti biasa dilakukan orang-orang munafik dan orang-orang selain mereka.
Contoh lain juga ialah menanyakan hal-hal yang disembunyikan Allah Ta’ala terhadap hamba-hamba-Nya dan tidak memperlihatkannya kepada mereka, seperti pertanyaan tentang waktu terjadinya hari Kiamat, hakikat ruh, dan lain sebagainya.
Hadits-hadits di atas juga melarang kaum Muslimin menanyakan banyak hal tentang halal dan haram karena jawabannya dikhawatirkan menjadi turunnya perintah keras di dalamnya, misalnya bertanya tentang haji, apakah haji wajib setiap tahun atau tidak. Hal ini telah juga di terangkan allah dalam al-qur’an
Larangan
bayak bertanya yang tidak penting didalam alquran
Allah
berfirman dalam surah al maidah 101
يَأَيُّهَاالَّذِينَ ءَ امَنُوالَاتَسْئَلُواعَنْ أَشْيَاءَ إِن
تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤكُمْ وَإِنْ تَسْئَلُواعَنْهَاحِينَ يُنَزَّلُ الُقُرْءَ انُ
تُبْدَ لَكُمْ عَفَااللهُ عَنْهَا وَاللهُ غَفُورٌحَلِيمٌ
Artinya:
wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu menanyakan (kepadada nabimu)
hal-hal yang jika di terangkan kepadamu
(justru) menyusahkan kamu. Jika kamu menanyakan ketika al-qur’an sedang di
turunkan, (niscaya) akan di terangkan kepadamu. Allah telah memaafkan (kamu) tentang hal itu. Dan Allah maha
pengampun, maha penyantun.
seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya bahwasannya banyak bertanya hal yang tidak penting
karna hal tersebut menyusahkan penanya, banyak bertanya juga akan membuat
kehancuran suatu umat seperti yang di jelaskan rasulullah dalam Shahih
Al-Bukhari hadits nomor 7288
٧٢٨٨ – حَدَّثَنَا
إِسۡمَاعِيلُ: حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنۡ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الۡأَعۡرَجِ، عَنۡ
أَبِي هُرَيۡرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: (دَعُونِي مَا تَرَكۡتُكُمۡ، إِنَّمَا هَلَكَ مَنۡ كَانَ قَبۡلَكُمۡ
بِسُؤَالِهِمۡ وَاخۡتِلَافِهِمۡ عَلَى أَنۡبِيَائِهِمۡ، فَإِذَا نَهَيۡتُكُمۡ عَنۡ
شَيۡءٍ فَاجۡتَنِبُوهُ، وَإِذَا أَمَرۡتُكُمۡ بِأَمۡرٍ فَأۡتُوا مِنۡهُ مَا
اسۡتَطَعۡتُمۡ).
.Isma'il
telah menceritakan kepada kami: Malik menceritakan kepada kami, dari Abuz
Zinad, dari Al-A'raj, dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam, beliau bersabda, “Biarkanlah aku dari hal-hal yang telah aku
tinggalkan dari kalian, sesungguhnya yang membuat orang-orang sebelum kalian
celaka adalah karena pertanyaan-pertanyaan dan penyelisihan mereka terhadap
nabi-nabi mereka. Sehingga jika aku melarang sesuatu dari kalian, jauhilah hal
itu. Dan jika aku memerintahkan kalian suatu perkara, maka laksanakanlah hal
itu semampu
Sumber rujukan
DAFTAR PUSTAKA
-
muhammad fu’ad abdul baqi, Kumpulan hadits shahih
al-lu’ lu wal marjan, yogyakarta: gani persindo,2013
-
al-qur’annul-karim
0 Response to "larangan banyak bertanya dan akibatnya"
Posting Komentar